Membahas tentang bahagia, semuanya mau donk punya anak yang
selalu happy setiap saat. Tapi gimana rasanya saat menghadapi realita ketika
lihat si anak sukanya rewel, makannya susah, emak bapaknya otomatis ikutan
susah. Aduh aduh..asal jangan saingan rewel aja ya ortu sama anak. :D
Nah, kemarin aku happy banget karena para bloggers dan
jurnalis di kota Palembang diundangkan untuk hadir dalam Talkshow “Grow Happy
Parenting: Happy from the Inside Out” yang diadakan oleh Lactogrow. Pada awal pembukaan, mba Lezzy sebagai psikolog anak
melontarkan pertanyaan yang bikin audien pada kebingungan.
“Bapak ibu pengen anaknya sukses atau bahagia hayo?”
“Dua-duanya” jawab kami serempak
“Gak boleh rakus harus pilih salah satu”
![]() |
Elizabeth Santosa, M.Psi.,Psi,SFP,ACC, Psikolog (psikolog anak) |
Waduh ya maunya semua ortu anaknya jadi bahagia dan sukses
donk ya. Namun setelah dicermati anak bahagia itu akan tumbuh menjadi seorang
yang memiliki kepribadian baik yang menunjang mereka untuk meraih prestasi dan
kesuksesan di masa yang akan datang. So, pilih anak bahagia donk daripada anak
sukses. Anak bahagia sudah pasti sukses namun anak sukses belum tentu dia
bahagia.
Baik, yuk kita bahas lebih mendalam seberapa pentingnya
kebahagiaan anak untuk kesuksesan mereka di masa yang akan datang.
Banyak pakar yang mengatakan bahwa anak bahagia sejak bayi
akan memiliki hippocampus di bagian otak yang fungsinya untuk menyerap
memori lebih baik daripada anak yang sejak bayi sering rewel.
Waduh terus gimana nih kalau dari bayi udah rewelan? Oleh
sebab itu setiap orang tua harus memahami akan pentingnya 1000 hari pertama
dimulai dari masa kehamilan sampai 2 tahun. Pada 1000
hari pertama otak bayi sedang berkembang paling cepat dan ini menjadi momen
penting untuk bisa mendeteksi apakah anak tumbuh dan berkembang dengan baik
atau tidak.
Lalu bagaimana caranya memastikan anak dapat tumbuh dengan
baik di 1000 hari pertama?
Pastikan anak memiliki sistem pencernaan yang baik. Sistem
pencernaan yang baik akan mendukung anak untuk mendapatkan asupin nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh. Asupan nutrisi ya didapat dari makanan yang anak
konsumsi. Kalau anak terpenuhi nutrisinya dengan baik maka anak jadi gak
rewelan dan mampu bereksplorasi dengan baik.
Namun masalahnya, usus anak itu masih belum matang dan belum
rapat. Akibatnya kalau ada kuman atau bakteri di sekitar kita maka bakteri
mudah masuk ke dalam tubuh si anak . Sementera anak masih memiliki kekebalan
tubuh yang belum optimal. Akibatnya anak
akan rentan terkena infeksi. Jika dibiarkan berkepanjangan, maka anak akan
hilang kesempatan emas untuk tumbuh optimal.
Tapi, apakah semua bakteri yang masuk ke dalam tubuh itu merugikan bagi tubuh?
Tentu tidak. Justru ada bakteri yang bermanfaat baik bagi
tubuh, salah satunya adalah Probiotik. Probiotik adalah microorganism hidup
yang baik di dalam usus apabila dikonsumsi dalam jumlah yang memadai. Bakteri yang baik ini berguna untuk menjaga
kekebalan tubuh karena dapat melapisi usus agar bakteri jahat gak menempel di
bagian usus. Di sisi lain, probiotik juga melindungi usus dari microba dari
bahaya kuman lain yang menimbulkan penyakit.
Dari mana sajakah kita dapatkan probiotik yang kaya akan
manfaat itu?
Dr.dr.Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) menjelaskan ada beberapa makanan dan minuman yang mengandung probiotik
contohnya adalah susu, yogurt, tempe,kimchi, kefir, kombucha, dan lain
sebagainya. Jadi probiotik bisa kita dapatkan dari makanan dan minuman yang
kita konsumsi sehari-hari. Tentunya dengan jumlah yang cukup dan gak berlebihan
ya moms.
![]() |
Dr.dr.Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) (Dokter spesialis anak) |
Salah satu jenis prebiotic yang sering diteliti dan memiliki
manfaat yang baik adalah Lactobacillus. Bakteri ini dipercaya membantu
memperbaiki sistem saluran pencernaan dan dapat menghentikan pertumbuhan
mikroorganisme yang berbahaya dalam saluran cerna.
Bagaimana hubungannya probiotik dapat mempengaruhi
fungsi kognitif anak?
Kesehatan usus yang baik membuat pembentukan saraf otak akan
menjadi jadi lebih baik. Anak yang punya keseimbangan saluran cerna baik maka
suasana hatinya lebih baik secara keseluruhan. Nah suasana atau perasaan hati
anak yang bahagia ini tentunya dapat menunjang prestasi anak yang lebih baik
karena anak terpenuhi kebutuhan nutrisinya.
Selain asupan makanan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menciptakan
anak yang bahagia. Salah satunya adalah pola asuh orang tua yang bahagia.
Banyak orang tua yang tidak bahagia yang korbannya berimbas
pada anak gak bahagia. Banyak orang dewasa yang tidak bahagia karena masa
kecilnya juga tidak bahagia. Artinya kebahagiaan di masa kecil sangat menentukan
bagaimana kehidupan anak saat dewasa. Anak yang bahagia akan memandang masa
depannya penuh dengan kebahagiaan.
Bagaimana sih memastikan jika anak kita memang bahagia?
Anak senyum tertawa sepanjang hari apa bisa dibilang dia
memang bahagia? Apakah anak dikasih mainan banyak sama orang tua akan
mengindikasikan kalau mereka akan bahagia? Tidak. Justru kebahagiaan anak
adalah masa dimana mereka selalu dekat dengan orang tuanya. Kebahagiaan anak
dapat dilihat dari bagaimana orang tua terlibat aktif dalam aktivitas bersama
anak. Membuat memori bahagia bersama anak adalah momen yang sangat penting
dibandingkan memberikan banyak fasilitas ke anak yang justru malah membuat
jarak orang tua ke anak semakin jauh. Memberikan handphone keluaran terbaru
misalnya. Anak bukannya lebih dekat dengan orang tua tapi instensitas
berkomunikasi kepada anak menjadi semakin berkurang kan.
Cara Anak Tumbuh Bahagia
Mba Lezzy membagikan beberapa tips agar anak tumbuh bahagia
secara optimal yaitu:
- Berikan asupan makanan yang bergizi
- Berikan waktu bermain dan bereksplorasi
- Ajarkan anak ekspersi emosi positif
- Cukupi waktu tidur
- Berikan cinta tanpa syarat
- Selalu antusias saat anak bercerita (active listening)
Btw kita sering banget kan ya mengalami saat anak ditanya
bagaimana kabarnya jawabnya singkat-singkat aja.
“Nak tadi gimana di sekolah?”
“Baik”
Krik..krik..udah gitu aja. Hahaha kesel juga ya padahal
harapan kita jawabnya panjaaang kayak kereta. Mungkin ada satu hal nih yang
luput pada diri kita sebagai ortu yaitu anak gak biasa diajarin mengekspresikan
emosi positif dalam keseharian. La caranya gimana? Ya dimulai dari orang tuanya
dulu donk.
“Kak tau gak tadi mama happy banget ketemu temen mama bisa
silaturahmi. Happy banget liat kakak makannya habis blablabla”
Biasakan cerita hal positif yang kita alami ke anak maka
anak juga membiasakan diri untuk mengungkapkan apa yang mereka syukuri terhadap
dunia. Energi positif akan terkumpul sehingga menjadikan mereka menjadi pribadi
yang sehat, bahagia, dan sejahtera.
Nah, sekarang kita udah faham kan bagaimana rumus jadi anak bahagia. Semua perlu diupayakan khususnya bagi para orang
tua guna mencetak anak-anak yang bahagia. Yuk ayah bunda, kita damping anak-anak
kita dan isi kegiatan bersama anak agar menciptakan memori-memori kebahagiaan
dalam hidupnya. Grow happy dear J