Setelah tercatat sebagai representative dalam
event ASEAN Youth Friendship Network, kecintaan saya terhadap budaya dan
keindahan alam negara-negara ASEAN semakin mengalir. Keunikan dan
keanekaragaman budaya yang sampai saat ini begitu saya nikmati untuk
menelusurinya, dan juga menginspirasi untuk menikmati setiap perjalanan ini sebagai
barang berharga sepanjang hidup.
One’s
destination is never a place, but a new way of seeing things.” Kali ini, saya terinspirasi oleh
perjalanan Tony Wheeler, bapak pendiri Lonely Planet dalam perjalananya selama
3 minggu di Laos.
Dari situ saya berhasil menangkap beberapa sisi perjalanan yang serupa ketika
saya temui selama ini sebagai seorang pecinta Traveling.
Ya, atmosfer Laos tidak begitu jauh dengan atsmosfer Indonesia baik
dari segi adat maupun budaya. Begitu juga dengan Negara ASEAN yang lain,
seperti Thailand, Malaysia, Filipine, dsb, jika ditelusuri kalian akan
menemukan beberapa sisi kesamaan seperti rumah adapt, alat musik tradisional,
maupun kepercayaan. Dan kali ini saya ingin mengupas beberapa kesamaan Laos dengan beberapa wilayah di Indonesia.
Laos merupakan satu-satunya Negara yang dikelilingi oleh
daratan Asia Tenggara. Seperti Negara ASEAN pada umumnya, Laos merupakan
Negara jajahan Prancis yang terisolasi selama 20 tahun dari rezim komunis. Keunikan
dan kemisteriusan Laos
lah yang seringkali menarik perhatian wisatawan untuk mengunjunginya.
Laos juga
sering disebut sebagai Negara seribu gajah putih. Daerah yang memiliki populasi
gajah terbesar yaitu di propinsi Sainyabuli, yang berjumlah hamper 4000. Di
setiap tahun di kota Sainyabuli didakan
peringatan Festival Gajah, merupakan perayaan besar bagi masyarakat Laos pada
umumnya.
Gajah sudah dianggap menjadi
penopang hidup dan kebutuhan bagi masyarakat Laos. Di Laos, gajah meruapakan
transportasi utama untuk menyeberangi sungai-sungai terutama di wilayah Laos
Utara, yang banyak memiliki sungai-sungai besar.
 |
sainyabuli, elephant festival. http://www.agefotostock.com/en/Stock-Images/Rights-Managed/HMS-HEM566033 |
|
|
Adapun
sungai terpanjang di Laos
adalah sungai Mekong. Selain itu terdapat
sungai Nong Khiaw yang terletak 15 km dari sungai Nam Ou, perbatasan antara China dan sungai Mekong.
Selang perang Vietnam, konon
AS menghujani Laos
dengan bom untuk memotong rute suplai Vietkong, dan banyak berjatuhan di sungai
Nong Khiaw.
Tidak jauh dari Nong Khiaw, terdapat suku etknik Khamu di Bang Dong
Khun, Laos Utara. Suku ini masih menganut kepercayaan animisme. Desa suku Khamu
inilah yang menarik perhatian saya karena adanya kemiripan dan Susana yang
hamper menyerupai salah satu desa yang ada di Sumbawa,
Nusa Tenggara Barat. Rumah penduduk suku Khamu adalah rumah pannggung yang
sangat mirip dengan rumah panggung di Sumbawa.
Luar biasa. Seperti merasakan De Javu. Tak jauh dari desa Khamu, ditemukan goa
sejauh 11 km oleh Jerman ketika meneliti kedalaman tanah di daerah tersebut di
tahun 2008.
 |
desa kamhu, mirip dengan susana di pulau bungin, pulau terpadat di dunia |
Budaya
Khamu secara tradisional diwariskan lewat bercerita dekat api unggun di malam
hari diiringi dengan alat musik tradisional, dan sangat mirip, bahkan mungkin
sama dengan alat musik tradisional gamelan. Gamelan memang bukan hanya menjadi
alat musik tradisional di Indonesia saja, melainkan juga di beberapa Negara di
Asia Tenggara,
Salah
satu taman kebanggaan Negara Laos adalah taman nasional Luang Nam Tha. Taman
ini merupakan salah satu proyek ekoturisme paling berharga di Laos. Dulunya
hancur selama perang Vietnam
yang berlangsung pada thaun 1960-1970an. Yang membuat Namha berhasil menjadi
projek ekoturism adalah banyaknya peraturan yang berasal dari kesepakatan
antara pejabat turisme Laos
dengan penduduk desa di wilayah tersrebut.
Kesepakatan memberi informasi tentang kebiasaan yang mendukung,
membentuk kumpulan besar dari pemandu yang terlatih, dan membatasi kunjungan
turis ke desa kurang dari 2 minggu. Nah, sekarang di Indonesia
da gak ya peraturan seperti di Taman nasional
Nmha? Jadi keinget kasusnya bu Risma marah-marah gara-gara taman kebanggaan Surabaya dirusak oleh
oknum yang tidak bertanggung jawab. Sungguh, terlalu. Sabar ya bu Risma, I
appreciate ur
action

Masih banyak beberapa hal yang serupa dan kemiripan antara Laos dan Indonesia. Hal ini menandakan kesamaan rumpun dan nenek moyang. Untuk lebih jelasnya, kalian bisa menikmati perjalanan Tony wheeler dalam Lonely Planet.Belajar budaya tentunya semakin menambah wawasan dan kecintaan terhadap bangsa. So, tetep bangga donk dengan keistimewaan indonesia. Hanya saja bangsa kita perlu banyak belajar dari negeri lain yang dapat mempertahankan warisan budayanya dengan baik. Traveling is not the destination, but the journey :-)